Pagi itu cuaca nya cerah, matahari tersenyum lembut pada setiap orang yang akan memulai beraktivitas. Tak terkecuali seorang remaja laki laki yang sedang berjalan menyusuri koridor sekolah nya dengan santai, hendak menuju kantin untuk menitipkan nasi bungkus dagangannya. Memang seperti ini di setiap harinya, ia selalu berangkat sekolah dengan menenteng sebuah tas yang penuh dengan nasi bungkus dagangannya. Hal ini terpaksa harus dilakukannya untuk menyambung hidupnya dan adiknya. Namanya Langit, seorang remaja laki laki yang saat ini duduk di bangku kelas XI SMA itu harus menelan rasa gengsinya demi menghidupi Biru, sang adik yang baru beranjak 7 tahun. Sejak dua tahun lalu Langit berjualan keliling. Ayahnya yang hanya seorang supir angkot meninggal saat sedang bekerja. Sedangkan Ibunya yang merupakan seorang TKW belum pernah pulang sejak dua tahun terakhir, bahkan ia tidak lagi mengirimkan uang pada Langit dan saat akan diberi kabar jika Ayah nya mengalami...
Esther Wind
Menuju tak terbatas dan melampauinya